Siwi Peni, Bangun Komunikasi dan Self-Leadership Karyawan
2,293 total views, 3 views today
Sebagai perusahaan perkebunan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII yang memiliki total luas lahan 80 ribu hektare juga menghadapi tantangan umum industri perkebunan yang memengaruhi bisnis, seperti kondisi iklim, harga komoditi, inflasi, kondisi tanah, hingga pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM).
Namun pandemi Covid-19 rupanya menambah berat beban tantangan tersebut. Siwi Peni sebagai Direktur PTPN XII mengungkapkan, tantangan khusus yang dialami perusahaannya adalah negative cashflow akibat adanya negative spread harga jual dan biaya, dampaknya produktivitas menurun dan likuiditas terganggu. Kondisi ini juga membuat pendapatan agrowisata turun 42%, penurunan permintaan dari pembeli, harga jual ekspor menurun 10%, dan delay shipment.
“Jika disimpulkan tantangan utama adalah 5C: Cash, Covid-19, Customer, Communication, Climate,” ujar Siwi di acara ‘The Most Extraordinary Women Business Leaders Conference & Virtual Awarding’ yang diselenggarakan Majalah SWA.
Dalam webinar, salah satu peraih The Most Extraordinary Women Business Leaders ini mengungkapkan strateginya untuk menaklukkan tantangan tersebut. Siwi memimpin langkah-langkah perbaikan yang dibagi menjadi empat.
Pertama, infrastruktur atau teknologi, hal-hal yang menyangkut segala yang tampak. Kedua, proses atau yang menyangkut sikap. Ketiga, people, mengelola SDM agar bisa menggerakkan semua. Keempat, Tuhan. Berdoa kepada Tuhan terkait iklim.
Pada infrastuktur, lebih jauh Siwi menjelaskan, ada beberapa hal yang dibangun. Antara lain penataan cashflow, membuat satgas Covid, edukasi dan booklet, kerja sama dengan RS, vaksinasi, CSR, inovasi berbasis IT, meeting online, dan operational excellence dalam rangka menurunkan biaya dan memaksimalkan pendapatan, dan optimalisasi aset dengan cara Kemitraan Strategis.
“Infrastruktur ini disiapkan sebenarnya supaya karyawan melihat bahwa perusahaan bertindak cepat sehingga membangun rasa aman dan nyaman karyawan dalam bekerja. Ini diperlukan untuk membangun trust karyawan terhadap manajemen,” ujar Siwi dalam paparannya yang bertema Resilient Women Leadership in Pandemic and Turbulent Times.
Kemudian pihaknya menciptakan sejumlah inovasi baru untuk mendukung akurasi database, di antaranya SIM TAGAR (Sistem Informasi Manajemen Tata Guna Areal) untuk menyajikan informasi foto udara, dan e-farming untuk monitoring area tebu. Untuk mendukung proses kerja yaitu Penggunaan SAP dan Integrated Procurement System, sistem tata kelola dokumen (Sitadok). Untuk pengelolaan SDM antar lain Aplikasi CLI (Competency Level Index), In and Out Presence App, dan sebagainya.
Dalam mengayun langkah perusahaan tersebut agar berjalan lancar, Siwi menekankan pentingnya komunikasi. Dia membangun komunikasi kepada para internal leader, karyawan, pemegang saham, kemudian para pensiunan, dan stakeholders setempat. “Supaya mereka mengetahui apa strategi perusahaan, sehingga strategi bisa dieksekusi,” ucapnya.
Kemudian, Siwi juga membangun self leadership kepada karyawan. “Di antaranya adalah saya memberikan sharing session ke segenap tim tentang arti pentingnya berkomunikasi kepada Sang Pencipta, dan diri sendiri. Dengan komunikasi pada diri sendiri maka orang akan paham akan tugasnya dan berada di jalur yang benar,” tuturnya.
Ada tiga hal yang disampaikannya pada setiap sharing session, yakni mengubah mindset (change mindset), berbuat baik (charity) kepada pihak lain sehingga hasil akhirnya, kata dia, akan menciptakan keselarasan.
“Jadi saya memberikan sharing bahwa ketika kita berpikir baik, berkata baik, berbuat baik kepada pihak lain maka kita akan bertemu orang baik dan akan mendapatkan hasil yang baik. Bentuk pengejawantahannya adalah sedekah, mengayomi, memberikan kebaikan, hasilnya akan tercipta teamwork yang harmonis,” ucapnya.
Berbagai upaya tersebut menunjukkan hasil yang tidak mengecewakan. Pada Semester II/2020 tercapai efisiensi yaitu penurunan biaya sebesar Rp86 miliar. Kemudian di tahun 2021, cashflow dari negatif Rp80 miliar menjadi Rp285 miliar, atau mencatatkan value added Rp365 miliar.