PTPN XII bersinergi dengan Polres Malang Tangani Krisis Air Bersih

 4,362 total views,  1 views today

PTPN XII bersinergi dengan Polres Malang tangani krisis air bersih
Manajer Kebun Pancursari PTPN XII Wibi Rikananto (kiri) bersama Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana (kedua kanan) pada saat meresmikan pengoperasian sumur bor di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (23/8/2023). ANTARA/HO-Humas Polres Malang.

Malang, Jawa Timur (ANTARA) – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII bersinergi dengan Kepolisian Resor (Polres) Malang untuk menangani krisis air bersih di Desa Tegalrejo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Manajer Kebun Pancursari PTPN XII, Wibi Rikananto di Kabupaten Malang, Rabu, mengatakan bahwa untuk menjamin pasokan air bersih warga di Desa Tegalrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, pihaknya membuat sumur bor untuk memenuhi kebutuhan bagi 500 keluarga di wilayah itu.

“Ini memang musim kemarau, kami mencoba untuk memenuhi kebutuhan air melalui implementasi BUMN hadir untuk negeri. Kami membangun sumur bor untuk memenuhi kebutuhan 500 keluarga di Desa Tegalrejo,” kata Wibi.

Wibi menjelaskan sumur bor dengan kedalaman kurang lebih 55 meter tersebut mampu mengalirkan air kurang lebih 2.000 liter per jam. Pada tahap awal, air tersebut sudah dialirkan ke Sekolah Dasar Negeri 1 Tegalrejo dan masjid di lokasi itu.

Air yang berasal dari sumur bor tersebut, ditampung pada sebuah wadah besar sebelum dialirkan ke titik-titik distribusi. Nantinya, aliran air tersebut juga didistribusikan ke rumah-rumah warga yang berada di sekitar, yang membutuhkan pasokan air bersih.

“Untuk tahun ini ada dua sumur bor yang akan kita bangun, di wilayah Sumbermanggis, bagi warga sekitar Dusun Bumiasri, Desa Tegalrejo,” katanya.

Lokasi tersebut dipilih karena pada musim kemarau debit air berkurang dan menyulitkan warga, sementara pada saat musim hujan, air di wilayah tersebut menjadi kotor dan keruh, sehingga tidak bisa dipergunakan untuk kebutuhan dasar sehari-hari.

Dalam kesempatan itu, Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana mengatakan bahwa langkah untuk menangani krisis air bersih di Desa Tegalrejo tersebut, juga merupakan salah satu upaya mengantisipasi kemarau ekstrem atau El Nino.

“Sudah dilakukan survei dan didiskusikan ada satu kebutuhan tentang air bersih, terlebih ini memasuki kemarau dan fenomena El Nino yang berdampak hampir di seluruh Indonesia,” kata Kholis.

Kholis menambahkan selain menyediakan pasokan air bersih tersebut, pihaknya bersama PTPN XII juga melakukan penanaman pohon di lokasi tersebut. Desa Tegalrejo menjadi salah satu titik program kepolisian terkait pelestarian alam.

Secara keseluruhan, lanjutnya, sekitar 2.000 bibit pohon yang ditanam secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten Malang melalui Polsek jajaran. Namun, wilayah Desa Tegalrejo dipilih, karena memiliki potensi bencana alam.

“Kenapa penanaman ini dilakukan di Sumbermanjing Wetan, karena wilayah ini punya potensi bencana. Oleh karena itu, kami ingin berpartisipasi untuk menjaga kelestarian alam,” katanya.

Di kawasan itu, Polres Malang bersama PTPN XII melakukan penanaman 1.000 pohon mahoni dan sengon sebagai bentuk penghijauan di lokasi Hak Guna Usaha (HGU) Kebun Pancursari, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Sumbermanjing Wetan Abdurochman mengatakan di wilayah tersebut, pada musim kemarau memang membutuhkan bantuan pasokan air bersih.

Dengan adanya sumur bor tersebut, diharapkan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat yang mengalami kesulitan pasokan air bersih. “Saat musim kemarau, air sumber mulai berkurang. Kalau dulu, untuk mengatasinya dengan membeli air menggunakan tangki air seharga Rp150 ribu,” katanya.

Menurutnya, bantuan dari Pemerintah Kabupaten Malang untuk memasok air bersih tersebut belum mencukupi kebutuhan masyarakat, mengingat seluruh warga membutuhkan air bersih. Ia berharap, dengan adanya sumur bor itu bisa memenuhi kebutuhan air masyarakat.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan pernyataan untuk mewaspadai adanya potensi El Nino atau musim kemarau ekstrem pada 2023, yang menyebabkan penurunan curah hujan di Indonesia.

Kewaspadaan untuk menghadapi musim kemarau ekstrem yang diperkirakan terjadi pada Juli-Agustus 2023, perlu dilakukan pemerintah, karena berpotensi menyebabkan kekeringan yang berdampak terhadap sektor produksi pangan di dalam negeri.

Sumber: https://www.antaranews.com/berita/3692937/ptpn-xii-bersinergi-dengan-polres-malang-tangani-krisis-air-bersih

Leave a Reply

Your email address will not be published.