Kopi Arabika Gunung Ijen Panen Raya, Harga Sedang Naik

 854 total views,  3 views today

Kopi Arabika Gunung Ijen Panen Raya, Harga Sedang Naik
Pemetik biji kopi di kebun Blawan yang dikelola PTPN XII

SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Kenaikan harga kopi juga dialami oleh kopi jenis arabika. Dari kebun kopi Blawan yang ada di kawasan Desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso, panen kopi arabika sudah dilakukan sejak pertengahan Mei 2023 lalu.

Kualitas dan produktivitas kopi arabika di wilayah Gunung Ijen semakin membaik dibanding dengan panen tahun sebelumnya. Petani mendapatkan produktivitas hingga 1.950 kilogram gelondong buah ceri kopi per hektar pada masa panen 2023, naik sekitar 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kenaikan produktivitas ini merupakan hasil dari pembinaan Program Makmur Kopi yang dilakukan oleh PMO Kopi Nusantara sejak awal 2022. PMO Kopi Nusantara dibentuk oleh Kementerian BUMN dengan tujuan untuk menciptakan ekosistem industri kopi di Indonesia yang berdaya saing global,” kata Dwi Sutoro, Direktur Pemasaran PTPN Group, yang juta merupakan Ketua PMO Kopi Nusantara, Kamis (16/6/2023).

Lebih lanjut Dwi menyebutkan, melalui ini, para petani mendapatkan pendampingan, mulai dari budidaya, pengolahan, akses pembiayaan hingga pemasaran. Salah satu petani yang mengikuti Program Makmur Kopi, Agus Suprapto, yang bergabung sejak tahun 2022, mengaku, sebelum mengikuti program ini, produktivitas kopi miliknya masih di angka 1.400 kilogram gelondong ceri kopi per hektar.

“Produktivitas ini meningkat secara signifikan di tahun 2023 setelah mengikuti pendampingan Program Makmur Kopi, yaitu mencapai 1.950 kilogram gelondong ceri kopi per hektar,” cerita Agus.

Agus mengakui bahwa sebenarnya produktivitas ini belum optimal. Meskipun telah melakukan pemupukan dan budidaya seperti yang dicontohkan, namun faktor cuaca sangat menentukan tingkat keberhasilan pertanian kopi.

“Pembungaan kemarin itu sangat bagus, namun tiba – tiba diserang hujan. Akhirnya, banyak bunga yang rontok dan produktivitas tidak terlalu optimal meskipun naik dari tahun sebelumnya,” jelasnya.

Peningkatan produktivitas petani kopi di kawasan Ijen ini juga diiringi dengan peningkatan harga jual.
Di pertengahan Juni, petani bisa mendapatkan harga hingga di atas Rp16.000 per kilogram gelondong ceri kopi.

Selain dijual dalam bentuk ceri, petani juga bisa mengolah buah ceri kopi mereka ke Pabrik Kopi Kebun Blawan milik PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII).

Pabrik ini memang didedikasikan oleh Tim PMO Kopi Nusantara wilayah Jawa Timur untuk memberikan nilai tambah bagi petani di Kawasan Ijen.

Ibrahim, ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sukorejo Makmur juga merasakan manfaat  Program Makmur Kopi ini. “Programnya positif, ada peningkatan produktivitas dan harga,” ujar Ibrahim.
Dia menilai kenaikan harga buah ceri kopi mampu meningkatkan taraf perekonomian para petani kopi anggotanya.

Dwi Sutoro menambahkan, pencapaian kinerja pembinaan Program Makmur Kopi di Jatim akan diperluas di wilayah lainnya.

“Sesuai dengan rencana tim kami di Jatim, program pendampingan ini akan diperluas di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember dengan target 2.300 hektar lahan petani rakyat. Kami ingin menyambungkan ekosistem dari hulu ke hilir agar produktivitas dan kualitas meningkat. Kalau kualitas naik, tentu harganya akan naik. Ini yang jadi concern dari PMO Kopi Nusantara,” terang Dwi.

Keinginan meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi, untuk menunjang kemampuan Indonesia  dalam meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global.

“Untuk bisa bersaing, tentu produk perlu disertifikasi. Di masa yang akan datang, kami juga ingin mendampingi petani untuk melakukan sertifikasi agar bisa mendapatkan harga yang premium,” pungkas Dwi.

Saat ini, Program Makmur Kopi juga diimplementasikan di berbagai daerah selain Jawa Timur, diantaranya, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Bagian Utara dan Sumatera Bagian Selatan. Sinergi telah dilakukan dengan berbagai stakeholder kunci seperti Perhutani, PTPN Group, Pupuk Indonesia, ID FOOD/PPI, Telkom Indonesia, BRI, BNI, Puslitkoka, Bukit Asam, Jamkrindo, Jasa Raharja, BMKG, SCOPI, SCAI, dan berbagai pihak lainnya termasuk perusahaan swasta.

Program PMO Kopi Nusantara yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan produksi kopi nasional agar bisa menjadi 3 besar produsen kopi di dunia.

Sumber: https://suryamalang.tribunnews.com/2023/06/16/kopi-arabika-gunung-ijen-panen-raya-harga-sedang-naik

Leave a Reply

Your email address will not be published.