Program Makmur Kopi, Tingkatkan Harga dan Produktivitas Petani

 2,364 total views,  2 views today

Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro saat panen kopi arabica di Desa Sukorejo, Kabupaten Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.

KANALSATU – Petani Desa Sukorejo, Kabupaten Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur mulai memanen kopi arabika sejak pertengahan Mei 2023. Kualitas dan produktivitas kopi arabika di kawasan Gunung Ijen meningkat dibanding panen tahun lalu.

Untuk panen 2023, petani akan menanam hingga 1.950 kilogram batang kersen kopi per hektar, sekitar 40 persen lebih banyak dari tahun sebelumnya.

Peningkatan produktivitas ini merupakan hasil dari sosialisasi program Makmur Kopi yang dilakukan oleh PMO (Project Management Office) Kopi Nusantara sejak awal tahun 2022.

PMO Kopi Nusantara didirikan oleh Kementerian BUMN dengan tujuan untuk menciptakan ekosistem industri kopi yang berdaya saing global di Indonesia. Melalui program Makmur Kopi, petani mendapatkan bantuan budidaya, pengolahan, pembiayaan dan pemasaran.

Salah satu petani peserta program Makmur Kopi, Agus Suprapto, yang bergabung mulai 2022, mengakui adanya peningkatan produktivitas kopi. Diakui Agus, produktivitas kopinya sebanyak 1.400 kilogram batang kersen kopi per hektar sebelum masuk skema Makmur Kopi.

Produktivitas itu meningkat signifikan hingga mencapai 1.950 Kg batang kersen kopi per hektar pada 2023 berkat bantuan program Makmur Kopi.

“Di tahun ini saya mulai mengaplikasikan pupuk dan kegiatan budidaya sesuai dengan rekomendasi tim PMO. Hasilnya ya bisa kita lihat sendiri” kata dia usai panen kopi Kamis (15/6/2023).

Agus mengakui bahwa sebenarnya produktivitas ini belum optimal. Meskipun telah melakukan pemupukan dan budidaya seperti yang dicontohkan, namun faktor cuaca sangat menentukan tingkat keberhasilan pertanian kopi.

“Pembungaan kemarin itu sangat bagus, namun tiba-tiba diserang hujan. Akhirnya, banyak bunga yang rontok dan produktivitas tidak terlalu optimal meskipun naik dari tahun sebelumnya,” jelasnya.

Peningkatan produktivitas petani kopi di kawasan Ijen ini juga diiringi dengan peningkatan harga jual. Di pertengahan Juni, petani bisa mendapatkan harga hingga di atas Rp16.000 per kilogram gelondong ceri kopi.

Selain dijual dalam bentuk ceri, petani juga bisa mengolah buah ceri kopi mereka ke Pabrik Kopi Kebun Blawan milik PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). Pabrik ini memang didedikasikan oleh Tim PMO Kopi Nusantara wilayah Jawa Timur untuk memberikan nilai tambah bagi petani di Kawasan Ijen.

Ibrahim, ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sukorejo Makmur juga merasakan manfaat  Program Makmur Kopi ini. “Programnya positif, ada peningkatan produktivitas dan harga,” tambah dia.

Ibrahim menilai kenaikan harga buah ceri kopi mampu meningkatkan taraf perekonomian para petani kopi anggotanya.

Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro mengapresiasi pencapaian kinerja pembinaan Program Makmur Kopi di wilayah Jawa Timur ini. Dwi mengatakan keberhasilan ini akan diperluas di wilayah lainnya.

Sesuai dengan rencana, program pendampingan di Jawa Timur akan diperluas di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember dengan target 2.300 hektar lahan petani rakyat.

”Kita ingin menyambungkan ekosistem dari hulu ke hilir agar produktivitas dan kualitas meningkat. Kalau kualitas naik, tentu harganya akan naik. Ini yang menjadi concern dari PMO Kopi Nusantara,” tambah Dwi Sutoro yang juga merupakan Direktur Pemasaran PTPN Group.

Keinginan meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi, kata dia, untuk menunjang kemampuan Indonesia dalam meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global.

“Untuk bisa bersaing, tentu produk kita perlu disertifikasi. Di masa yang akan datang, kami juga ingin mendampingi petani untuk melakukan sertifikasi agar bisa mendapatkan harga yang premium,” paparnya.

Saat ini, Program Makmur Kopi juga diimplementasikan di berbagai daerah selain Jawa Timur, diantaranya, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Bagian Utara dan Sumatera Bagian Selatan. Sinergi telah dilakukan dengan berbagai stakeholders kunci seperti Perhutani, PTPN Group, Pupuk Indonesia, ID FOOD/PPI, Telkom Indonesia, BRI, BNI, Puslitkoka, Bukit Asam, Jamkrindo, Jasa Raharja, BMKG, SCOPI, SCAI, dan berbagai pihak lainnya termasuk perusahaan swasta.

Program PMO Kopi Nusantara yang diinisiasi oleh Menteri BUMN Erick Thohir ini diharapkan bisa menjadi salah satu solusi dalam upaya meningkatkan produksi kopi nasional agar bisa menjadi 3 besar produsen kopi di dunia.

Sumber: https://kanalsatu.com/id/post/60530/program-makmur-kopi–tingkatkan-harga-dan-produktivitas-petani

Leave a Reply

Your email address will not be published.